Latest Updates
Showing posts with label FASHION. Show all posts
Showing posts with label FASHION. Show all posts

Trend Busana Muslim Menjelang Ramadhan

Trend Busana Muslim Menjelang Ramadhan
Industri fashion yang sedang berkembang pesat menjadi peluang besar untik digarap.Jika serius menjalankan bisnis dibidang fashion bisa dikatakan sangat menjanjikan.Apalagi mayoritas penduduk negara kita muslim.Jadi kita tidak perlu susah mencari pangsa pasar.Meningkatnya minat pengguna busana muslim membuat ningkatnya peluang usaha dari perancang sampai penjual baju dipasaran.Selain tertantang memamerkan koleksi para designer tetapi juga mereka dituntut lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan busana muslim.Geliat trend busana muslim banyak disikapi para design dari berbagai sisi.Bagi pemain lama, tentu mereka dituntut untuk lebih kreatif menyajikan karyanya mengingat kondisi ini juga dibarengi dengan banyak bermunculan pula perancang busana yang masih memulai langkahnya di dunia fashion.

Bicara fashion tentu tidak bisa dijauhkan dari dunia wanita yang selalu ingin tampil cantik dan elegan didepan umum.Ini terlihat dari fakta bahwa pada masa awal kehadiran shopping online, ranah ini didominasi lelaki. Namun sejak akses Internet makin mudah dan dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia, perempuan yang sudah dari sononya tukang belanja menjadi target yang paling diincar.
Busana muslim sekarang ini menjadi bisnis yang menjanjikan.Sekarang juga banyak wanita yang menggeluti bisnis busana muslim.Tidak hanya para artis saja yang menjalankan bisnis ini, masyarakat umum pun juga sudah mulai banyak yang menjalankan bisnis ini. Produk busana muslimah sangat ramai dicari pembeli terutama di bulan puasa atau menjelang lebaran.

Model produk busana muslimah sekarang juga tidak ketinggalan jaman, modis dan nyaman dipakai. Selain butik pakaian muslim anda pun dapat menjual aksesoris lainnya seperti kerudung, mukenah, kopiah dll.Meski hawa kompetitif begitu terasa di pasar ini, namun hal tersebut tak membuat desainer Irna Mutiara khawatir. Justru, Irna menganggap jika hal tersebut merupakan peluang untuknya. Meningkatnya pemakai busana muslim di Indonesia memang menjadi gelombang positif bagi industri fesyen muslim Tanah Air. Bahkan, dalam pandangan wanita yang telah mahir menjahit sejak kelas 5 SD ini dianggapnya sebagai peluang besar. Selain berbelanja barang-barang untuk mereka sendiri, seperti busana, produk kecantikan, dan aksesoris, perempuan juga berbelanja untuk orang-orang yang mereka cintai. Busana untuk orang satu rumahpun sering menjadi tanggung jawab perempuan untuk membelinya. Jadi, selama perempuan masih ada di dunia, bisnis busana tidak akan pernah mati.



Sepuluh Busana Orang Tua Yang Mempengaruhu Anak

Sepuluh Busana Orang Tua Yang Mempengaruhu Anak
Gagasan baru yang bisa digunakan oleh para orangtua sebagai salah satu kiat jitu untuk menghadapi anak-anak tercinta di rumah adalah apa yang disebut sebagai Dasa Busana atau 10 pakaian. Artinya, orangtua hendaknya dapat mengenakan busana atau pakaian tertentu yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya.

Dengan mengenakan busana yang berbeda, orangtua dituntut dapat menyesuaikan sikap dalam menghadapi anak-anak sesuai dengan ciri orang yang biasa mengenakan busana tersebut.

Ide teori Dasa Busana ini diilhami teori Six Thinking Hats-nya Eduard de Bono. Seseorang, dalam berpikir, perlu mengenakan topi yang warnanya saling berbeda. Sementara di sini, penekanannya adalah bahwa dalam berinteraksi dengan anak-anak, orangtua perlu memiliki suatu sikap konkret yang mendorong suatu bentuk perilaku tertentu. Sikap itu bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

Untuk memudahkan seseorang mengubah sikapnya dan menyesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung, seseorang juga harus mengganti baju atau busana yang sedang dipakai-nya. Sebab, baju yang dipakai mencerminkan sikap yang seharusnya ditampilkan.

Inti dari Dasa Busana ini secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.

Busana Polisi
Seorang polisi tugasnya adalah melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat agar warga masyarakat dapat hidup tenang dan dapat menjalan-kan tugas-tugasnya sehari-hari dengan perasaan aman. Seorang polisi yang -profesional menjalankan semua tugas dengan penuh senyum dan ringan hati.

Lalu, bagaimanakah sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana seragam polisi? Tentu saja sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh para anggota polisi profesional tadi, yaitu penuh dengan senyuman dan tetap semangat dalam melindungi, melayani, dan mengayomi putra-putrinya di rumah.

Kehadiran orangtua yang bersikap seperti halnya polisi profesional akan membuat anak-anak di rumah merasa nyaman dan aman. Suasana aman seperti ini akan membuat anak-anak lebih tenang serta dapat tumbuh dan berkembang secara lebih optimal sebagai individu yang memiliki berbagai potensi unggul. Dalam hal demikian, orangtua dapat memakai busana polisinya.

Busana Guru
Seorang guru tugasnya mengajar dan membimbing murid-murid agar mengerti suatu mata pelajaran berdasarkan kurikulum yang telah disusun dengan cermat. Melalui kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang guru, murid jadi lebih mengerti mengenai suatu konsep dan bertambah pintar.

Bagaimanakah sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana guru?

Sikapnya adalah dengan penuh kesabaran mengajarkan berbagai hal kepada putra-putrinya hingga akhirnya anak-anak pun lebih mengerti dan bertambah pintar. Dalam hal ini, orangtua pun dituntut untuk mengerti dan menguasai apa yang perlu diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya kepada anak-anaknya. Kemudian, dengan penuh kasih sayang mengajarkan kepada anak-anak itu secara bertahap hingga akhirnya anak-anak pun mulai mengerti.

Dengan memakai busana guru, orangtua dituntut untuk mengajarkan berbagai hal kepada anak sebagai “murid” di rumah, baik menyangkut hal yang sifatnya kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Busana Hakim
Tugas seorang hakim adalah memutuskan suatu perkara secara adil. Sikap seorang hakim profesional adalah tegas dalam mengambil keputusan setelah mempertimbangkan semua aspek secara objektif berdasarkan pengamatannya yang cermat atas semua fakta yang ada. Tentu saja seorang hakim harus jujur dan bersih sehingga mampu mengambil keputusan secara bersih pula.

Lalu, bagaimana sikap orangtua yang mengenakan busana ini?

Terhadap berbagai masalah dalam keluarga, orangtua hendaknya juga bersikap adil, tegas, dan berwibawa seperti layaknya seorang hakim. Terhadap anak-anak, tentu tidak tepat kalau orangtua bersikap pilih kasih. Misalnya, hanya anak yang penurut yang selalu dibela, sementara anak yang sering membantah atau kurang penurut malah cenderung untuk selalu disalahkan.

Layaknya seorang hakim, seyogianya setiap orangtua juga bersikap adil terhadap semua anaknya di rumah.

Busana Pramuka
Seorang anggota pramuka adalah sahabat sejati dan penuh rasa setia kawan. Ia senantiasa kompak dan bersatu dengan teman-teman sesama anggota pramuka. Saling menghargai dan bisa bekerja sama dalam setiap situasi, baik saat gembira maupun saat menghadapi kesulitan.

Inilah hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua apabila mengenakan busana seragam pramuka. Artinya, sikap terhadap anak adalah sikap terhadap seorang teman, penuh rasa persahabatan. Tidak sok kuasa atau sewenang-wenang.

Seorang anggota pramuka selalu bekerja sama dan bergotong royong menghadapi setiap masalah. Begitu pula yang harus dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya apabila mengenakan busana ini. Menganggap anak sahabat sejati yang bisa diajak kerja sama dengan kompak, bukannya sebagai subordinat yang bisa diperintah secara sewenang-wenang.

Busana Sekolah
Seorang murid atau anak sekolah mempunyai sikap rendah hati dan mau belajar dengan tekun. Ia amat menghormati gurunya serta mau mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru dengan penuh perhatian.

Bagaimana halnya dengan orangtua yang mengenakan busana ini?

Orangtua yang mengenakan busana sekolah hendaknya juga mau tampil rendah hati. Artinya, berani menghargai anak, juga sebagai guru yang perlu diperhatikan ajaran-ajarannya. Ajaran-ajarannya? Sebagai guru? Mungkin ada yang bertanya, apa tidak salah? Mana mungkin anak yang masih ingusan sampai kita anggap sebagai guru? Apa bukan mengada-ada?

Bukan. Meskipun masih anak-anak, banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari mereka. Misalnya kejujurannya. Pada dasarnya, setiap anak jujur dan berani mengatakan suatu kebenaran tanpa takut sedikit pun. Bukankah kita semua perlu belajar pada anak mengenai kejujuran?

Lalu, kreativitas. Hampir semua anak di dunia memiliki kreativitas alamiah yang sangat cemerlang. Ciri-ciri kreativitas, seperti bebas dalam berpikir, tidak takut salah, berani mengambil risiko, spontan, imajinatif, dan rasa ingin tahu yang besar sangat lekat dengan kehidupan anak-anak. Nah, bukankah dalam hal ini pun kita perlu belajar pada anak-anak kita sendiri?

Dengan mengenakan busana seragam sekolah, setiap orangtua perlu bersikap rendah hati, mau belajar berbagai hal baru, dan cermat mendengarkan apa-apa yang dikatakan oleh anak-anak kita di rumah.

Busana Olahraga
Seorang olahragawan profesional selalu rajin berlatih, energik, lincah, gesit, serta memiliki sikap sportif. Ia berusaha untuk memenangkan pertandingan. Namun, apabila kalah, tetap berani mengakui kekalahannya dan mau memuji lawannya yang lebih unggul.

Para orangtua yang mengenakan busana olahraga sikapnya pun hendaknya sama sebagaimana para olah-ragawan tadi. Dalam menghadapi anak-anaknya, orangtua hendaknya tidak menampilkan sikap mau menang sendiri di samping kita perlu berusaha untuk senantiasa tetap sehat, melatih berbagai ketrampilan kita (khususnya dalam menghadapi anak), juga tidak mudah menjadi berang atau ngambek apabila sesekali terpaksa harus “kalah” dengan anak-anak.

“Pertandingan” dengan anak hendaknya tetap bisa dilihat dari kacamata seorang olahragawan. Kemenangan harus direbut secara sportif melalui keunggulan masing-masing pihak, dan bukannya kekuasaan secara otoriter.

Busana Badut
Seorang badut senantiasa menampilkan gerakan dan perilaku yang lucu sehingga membuat orang lain senang dan terhibur. Humor yang ditampilkan oleh seorang badut akan membuat orang lain merasa aman secara psikologis, terangsang untuk lebih kreatif, dan akhirnya akan dapat mengembangkan berbagai potensinya secara lebih optimal.

Orangtua yang mengenakan busana badut akan bersikap penuh humor dan menciptakan suasana gembira di tengah anak-anak tercinta di rumah, bukannya justru sikap yang serba angker atau terlalu serius. Dengan mengenakan busana badut, juga terkandung sikap kreatif dalam menghadapi anak. Penuh dengan ide cemerlang yang bisa membuat anak termotivasi untuk melakukan berbagai hal positif sebagaimana dikehendaki oleh orangtua.

Busana Manajer
Seorang manajer akan melakukan berbagai kegiatannya secara profesional, mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi kegiatan. Dengan cara demikian, diharapkan semua kegiatan dapat terlaksana secara lebih efektif.

Begitu pula hendaknya para orangtua yang mengenakan busana manajer. Diharapkan mereka dapat bertindak lebih sistematis, merencanakan berbagai program kegiatan untuk anak-anaknya, mencatat secara teliti setiap tahap perkembangan anak, sampai dengan mengevaluasi berbagai rencana yang telah dilakukan.

Anak-anak yang memperoleh pengarahan kegiatan secara jelas dan teratur akan merasa lebih tenang dan mudah mengembangkan dirinya secara lebih optimal.

Busana Dokter
Seorang dokter tugasnya mengobati penyakit sang pasien. Dengan sangat teliti, seorang dokter akan memeriksa keadaan penyakit pasien, kemudian berdasarkan keahliannya ia mendiagnosis penyakit tersebut lalu terakhir memberikan resep atau mengobatinya. Semua tentu dilakukan dengan penuh kasih sayang.

Demikian pula hendaknya sikap orangtua yang mengenakan busana dokter. Anak-anak, sebagai individu yang tengah tumbuh, bagaimanapun masih penuh dengan kekeliruan dalam melangkah. Dalam hal demikian, bukanlah sikap yang kasar atau kemarahan yang diharapkan oleh seorang anak, tetapi justru upaya penuh kasih sayang untuk “mengobati” kesalahan-kesalahan tersebut. Membuat anak tumbuh lebih sehat dengan memberikan “vitamin” mental kepada anak adalah salah satu sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana dokter.

Busana Santai
Seseorang yang mengenakan busana santai berarti juga dalam suasana santai, tidak harus menjalankan suatu profesi tertentu dan juga tidak harus bersikap serius. Dalam hal demikian, ia bebas memikirkan dirinya sendiri, apakah akan menonton TV, duduk di teras, atau bahkan tidur-tiduran di sofa. Tidak ada target yang harus dicapai pada saat mengenakan busana santai ini.

Nah, orangtua yang mengenakan busana santai seperti ini juga bebas mengekspresikan dirinya, bukan lagi dibebani dengan statusnya sebagai orangtua. Artinya, saat itu ia betul-betul hanya memikirkan dirinya sendiri. Apakah akan pergi shopping, bermain golf, memancing, nonton film, arisan, atau apa pun yang disukainya. Dengan mengenakan busana santai, orangtua memperoleh kesempatan untuk berkembang menjadi dirinya sendiri. Tidak harus terpaku dengan statusnya sebagai orangtua secara terus-menerus yang akan membuat akhirnya menjadi stres.

Demikianlah ke-10 busana yang seyogianya dapat dipakai oleh para orangtua sesuai dengan kondisi dan situasi yang tengah dihadapinya. Diharapkan, dengan mengandaikan diri sedang mengenakan busana-busana tersebut, orangtua akan dapat lebih mudah mengatur sikapnya sesuai dengan keadaan sehingga anak-anak akan merasa lebih dihargai dan lebih bahagia.

Batik Khas Kudus Akan Di Patenkan

Batik Khas Kudus Akan Di Patenkan
                                         
                                                batik indonesia

Sebanyak 15 motif batik khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diusulkan mendapatkan hak paten.”Kami sudah mengusulkan 15 motif batik kepada pemerintah pusat melalui Depkumham untuk mendapatkan hak paten, sejak Januari 2010,” kata pemilik Galeri Muria Batik Kudus, Yuli Astuti, Rabu.

Untuk mendapatkan hak paten tersebut, dia mengaku, harus menunggu selama dua tahun labih, untuk mengikuti sejumlah tahapan, seperti pendaftaran hingga proses memberi kesempatan kepada sejumlah pihak untuk melakukan komplain atas karya tersebut.

“Jika selama batas waktu yang ditentukan, ternyata tidak ada komplain atas hasil karya tersebut, maka hak paten bisa diperoleh,” ujarnya.
Adapun lima belas motif batik yang diusulkan, di antaranya kapal kandas, busana kelir hasil reproduksi, pakis haji muria, pari joto, ornamen kaligrafi, merak kateliu, merak pelataran, dan biji mentimun.

Selain itu, ada pula motif batik buket beras kecer, dlorong buketan, sekar jagad, ayam malah, lunglungan, serta “air plan” dan jangkar hasil reproduksi.


Untuk motif batik hasil reproduksi, dimungkinkan sulit mendapatkan hak paten. “Tetapi, kami berharap kelima belas motif tersebut bisa mendapatkan hak paten, karena hampir semua motif batik khas Kudus dimungkinkan belum ada yang pernah dipatenkan,” ujarnya.

“Mungkin saja, hal ini merupakan yang pertama di Kudus,” ujarnya.
Ia mengatakan, sebagian dari motif batik yang diusulkan mendapatkan hak paten tersebut, merupakan hasil karya sendiri. “Sedangkan motif batik yang lain merupakan batik khas Kudus yang didesain sendiri, sehingga tidak ada kesamaan dengan hasil karya pembatik sebelumnya,” ujarnya.

Proses pematenan batik khas Kudus tersebut, pihaknya mendapatkan bantuan dari sejumlah kolektor dan kurator batik untuk mengetahui orisinilitas hasil karya tersebut.

“Hal tersebut, untuk memperlancar proses pengusulan untuk mendapatkan hak paten,” ujarnya.

Menanggapi usulan mendapatkan hak paten belasan motif batik khas Kudus tersebut, Bupati Kudus Musthofa Wardoyo menyatakan, dukungannya atas usaha dan kerja keras dari salah seorang warga Kudus yang ingin mengembangkan batik khas Kudus agar tidak punah.

“Pemkab Kudus sangat mendukung upaya tersebut dan memberikan apresiasi karena menjadi pelopor mengembalikan kejayaan batik khas Kudus,” ujarnya.
Ia berharap, motif batik khas Kudus yang ada dikembangkan lagi agar lebih kompetitif. “Yang jelas, motif batik Kudus harus bisa mengikuti trend yang sedang berkembang tanpa harus meninggalkan nilai khasnya,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus Abdul Hamid menambahkan, usulan 15 motif batik khas Kudus untuk mendapatkan hak paten perlu didukung sejumlah pihak, sehingga tidak ada pihak lain yang berupaya meniru motif khas Kudus tersebut.

“Apalagi, sejumlah daerah mulai mengembangkan batik khas masing-masing, setelah Unesco mengukuhkan batik sebagai warisan asli milik Indonesia,” ujarnya.
Tetapi, kata dia, usulan hak paten terhadap motif batik khas Kudus tersebut harus benar-benar karya asli bukan hasil plagiat.

Menurut dia, Pemkab Kudus sudah berupaya keras membantu mengembalikan kejayaan batik Kudus dengan cara menggandeng sejumlah perajin batik Kudus setiap ada pameran di tingkat lokal, regional, dan nasional.


“Setiap ada kegiatan pariwisata dan lomba, batik khas Kudus juga selalu ditampilkan agar dikenal masyarakat dari berbagai kalangan dan usia,” ujarnya.

Untuk memasyarakatkan batik di Kudus, kata dia, harus dimulai dari pengenalan batik di setiap kegiatan. “Jika pakain batik tertanam pada benak masyarakat, tentu akan berdampak pada peningkatan permintaan terhadap batik khas Kudus,” ujarnya.