Latest Updates
Showing posts with label INTERNASIONAL. Show all posts
Showing posts with label INTERNASIONAL. Show all posts

Israel Hancurkan Terowongan Militan Palestina

Israel Hancurkan Terowongan Militan Palestina

Sebuah video amatir merekam aksi para tentara Israel menghancurkan 2 terowongan yang digunakan oleh militan Palestina memasuki wilayah Israel.

Dalam tayangan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (21/7/2104), tentara Israel meletakkan bom di pintu masuk sebelum meledakkannya.

Sementara itu, serangan udara Israel yang semakin membabi buta pada hari ini waktu setempat menghantam rumah penduduk. Seorang bocah berusia 7 tahun berhasil diselamatkan setelah tertimbun puin-puing rumahnya sendiri selama 7 jam.

Namun, Ia harus kehilangan seluruh keluarganya, baik ibu, ayah, serta seluruh saudaranya.

Sedikitnya 65 orang tewas dalam serangan satu hari pada Minggu 20 Juli 2014 kemarin. Dari peristiwa tersebut 300 orang mengalami luka-luka.

Total korban tewas di Gaza sedikitnya telah mencapai 432 orang dan lebih dari 3.000 orang menderita luka-luka.

 

2 Tentara Israel Yang Tewas di Jalur Gaza Warga As

2 Tentara Israel Yang Tewas di Jalur Gaza Warga As

2 Dari 13 tentara Israel (IDF) yang tewas dalam pertempuran darat di Jalur Gaza adalah warga negara Amerika Serikat (AS).

Seperti dikutip dari ABC News, Senin (21/7/2014), salah satu tentara yakni Max Steinberg telah dikonfirmasi kematiannya oleh sang ayah, Stuart Steinberg.

Max yang berusia 24 tahun itu sebelumnya tinggal di Southern California San Fernando Valley, dan menjadi penembak jitu untuk Brigade Golani.

Max adalah salah satu dari 13 tentara Israel dan 65 warga Palestina yang tewas dalam pertempuran pada Minggu 20 Juli waktu setempat, antara Israel dengan Hamas.

Sebelum mengemban tugas di Beersheba, Israel, Max menuntut ilmu di Pierce College dan El Camino Real High School di California Selatan.

Ia mengunjungi Israel untuk pertama kalinya dengan adiknya pada bulan Juni 2012. Ketika kembali, ia mengatakan kepada orangtuanya mengenai rencana kembali ke Israel dan bergabung dengan IDF. Kurang dari 6 bulan kemudian, tepatnya pada Desember 2013, Steinberg berangkat ke Israel.

"Dia benar-benar berdedikasi dan berkomitmen untuk melayani negara Israel. Ia fokus, ia jelas tahu apa misinya, dan ia dedikasikan dirinya untuk melakukan pekerjaannya," urai Stuart.

Kabar kematian Max diberitahukan oleh perwakilan dari Konsulat Jenderal Israel di Los Angeles.

Stuart mengaku terakhir berkomunikasi dengan putranya pada Sabtu 19 Juli pukul 4.00 waktu California. Beberapa jam sebelum kematiannya.

Kala itu Max menceritakan, kelompoknya telah terluka ketika 2 tank mereka bertabrakan. Mereka harus kembali ke Israel untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Beberapa tentara mengalami patah tulang, dan Max terkilir punggungnya.

"Dia menelepon saya pukul 04.00 pagi, dan mengatakan akan kembali ke Gaza, kembali ke pertempuran, bersama teman-temannya," tutur Stuart.

Sersan Carmeli

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, IDF juga menyatakan Sersan Nissim Sean Carmeli tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza.

"Carmeli yang baru berusia 21 tahun berasal dari Pulau Padre Selatan, Texas," kata Wakil Konsulat Jenderal bagian barat daya Israel, Maya Kadosh.

Maya mengatakan, Carmeli pindah ke Israel 4 tahun lalu. Saat ini pihak konsulat membantu keluarganya mendapatkan penerbangan ke negeri zionis itu pada Minggu 20 Juli waktu setempat.

"Carmeli bergabung dengan tentara Israel setelah menyelesaikan sekolah tinggi di Israel dan di Brigade Golani," ungkap Rabbi Asher Hecht dari Chabad of Rio Grande Valley, yang merupakan teman keluarganya.

"Dia memiliki kekuatan yang besar, namun memiliki pribadi dan jiwa yang lembut," kata Hecht. "Ini merupakan hari yang sangat sulit bagi kami," tambahnya. "Kami kehilangan seseorang yang berharga."

Carmeli adalah anak bungsu dari 3 dan memiliki 2 saudara perempuan yang saat ini tinggal di Israel. Dia "dicintai oleh orang tuanya jauh," kata Hecht.

Semenjak Israel memulai Operation Protective Edge, tercatat militan Palestina atau Hamas telah meluncurkan 1.414 roket dan mortir ke wilayah Israel. Sebanyak 377 roket di antaranya berhasil dihancurkan di udara oleh sistem pertahanan udara Iron Dome milik negara Yahudi itu.

Sementara di pihak Israel, sedikitnya 13 tentara tewas saat melakukan gempuran via darat di wilayah Gaza pada Minggu kemarin. Gempuran darat Israel di Gaza sudah memasuki hari ketiga. Total 18 tentara Israel tewas semenjak operasi via darat dimulai. Sedangkan 2 warga sipil Israel lainnya tewas akibat serangan roket dari Gaza.


Dubes Israel: Tak Ada Prajurit Yang Di Culik Di Gaza

Dubes Israel: Tak Ada Prajurit Yang Di Culik Di Gaza


Beredar kabar sayap militer Hamas berhasil menyandera seorang tentara Israel bernama Shaul Aaron, saat pertempuran di Shejaia, Jalur Gaza. Namun hal itu justru tak dibenarkan oleh pihak negeri zionis.

Duta Besar Israel untuk PBB Ron Prosor pun menolak mengiyakan pengumuman televisi di Jalur Gaza dari sayap bersenjata Hamas.

"Tidak ada tentara Israel yang diculik dan rumor itu tidak benar," ucap Prosor selaku Dewan Keamanan yang sedang mengadakan pertemuan darurat tentang krisis antara Israel dan Palestina seperti diberitakan Reuters, Senin (21/7/2014).

Sebelumnya menurut pemberitaan dari sisi Hamas, ribuan warga Palestina turun ke sejumlah jalan utama untuk merayakan keberhasilan pasukan faksi Hamas menculik tentara Israel.

"Barisan kami berhasil menangkap Aaron di Gaza," ujar juru bicara Ezzeddin al-Qassam, Abu Ubaidah, seperti dimuat Middle East Monitor.

Pada kesempatan itu, bahkan Abu Ubaidah juga menyebutkan identitas lengkap Aaron, beserta nomor keanggotaannya di badan militer negeri zionis Israel.

Dalam perayaan keberhasilan Hamas menculik tentara Israel, disebutkan para warga berkumpul di alun-alun kota Tepi Barat, Ramallah, dan Hebron. Diiringi penembakan peluru ke udara sebagai tanda kebanggan terhadap Hamas.

SUMBER

Gempuran Israel Senin Dini Hari Tewaskan 34 Warga Gaza

Gempuran Israel Senin Dini Hari Tewaskan 34 Warga Gaza


Jumlah warga Palestina yang tewas akibat gempuran Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 472 orang. Namun, jumlah itu tak membuat militer Israel menahan diri, bahkan terus memperluas gempurannya, terutama via darat.

Juru bicara Dinas Urusan Darurat Gaza, Ashraf al-Qudra melaporkan, gempuran terbaru Israel di Gaza pada Senin dini hari telah merenggut 34 nyawa. Menurut Qudra, sedikitnya 2 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel di wilayah Gaza bagian timur.


Kemudian, lanjutnya, jasad seorang warga Palestina juga ditemukan terkubur di bawah reruntuhan rumah di Khan Yunis, yang hancur akibat gempuran Israel. Demikian seperti dikutip Liputan6.com dari AFP, Senin (21/7/2014),

Qudra menyatakan, jumlah korban terus bertambah setelah total 72 warga Palestina tewas hanya dalam satu hari, yakni pada Minggu kemarin. Mereka tewas akibat gempuran Israel di wilayah Shejaiya, antara Gaza dengan perbatasan Israel.

Menurut Qudra, 80 persen korban tewas di Shejaiya merupakan pria lanjut usia, wanita dan juga anak-anak. Sedikitnya 400 orang lainnya juga mengalami luka-luka akibat gempuran Israel di wilayah tersebut.

Total korban jiwa semenjak gempuran Israel ke Gaza dimulai pada Selasa 8 Juli lalu hingga kini mencapai 472 orang.

Semenjak Israel memulai Operation Protective Edge, tercatat militan Palestina atau Hamas telah meluncurkan 1.414 roket dan mortir ke wilayah Israel. Sebanyak 377 roket di antaranya berhasil dihancurkan di udara oleh sistem pertahanan udara Iron Dome milik negara Yahudi itu.

Sementara di pihak Israel, sedikitnya 13 tentara tewas saat melakukan gempuran via darat di wilayah Gaza pada Minggu kemarin. Gempuran darat Israel di Gaza sudah memasuki hari ketiga. Total 18 tentara Israel tewas semenjak operasi via darat dimulai. Sedangkan 2 warga sipil Israel lainnya tewas akibat serangan roket dari Gaza.
SUMBER

Pasukan Hamas Culik Tentara Israel Dari Medan Pertempuran

Pasukan Hamas Culik Tentara Israel Dari Medan Pertempuran


Ribuan warga Palestina turun ke sejumlah jalan utama untuk merayakan keberhasilan pasukan faksi Hamas menculik tentara Israel.

Sayap militer Hamas Ezzeddin al-Qassam, mengatakan pihaknya berhasil menyandera seorang tentara Israel bernama Shaul Aaron saat pertempuran di Jalur Gaza.

"Barisan kami berhasil menangkap Aaron di Gaza," ujar  juru bicara Ezzeddin al-Qassam, Abu Ubaidah, seperti dimuat Middle East Monitor, Senin (21/7/2014).

Selain itu, Abu Ubaidah juga menyebutkan identitas lengkap Aaron beserta nomor keanggotaannya di badan militer negeri zionis Israel.

Dalam perayaan keberhasilan Hamas menculik tentara Israel, para warga berkumpul di alun-alun kota Tepi Barat, Ramallah, dan Hebron. Diiringi penembakan peluru ke udara sebagai tanda kebanggan terhadap Hamas.

Belum ada konfirmasi dari Israel soal penculikan tentara mereka.

Sejak Selasa 8 Juli 2014, Israel melancarkan Operasi "Protective Edge" sebagai upaya yang mereka sebut sebagai aksi untuk menghentikan serangan roket dari Hamas. Israel terus-terus melancarkan serangan udara.

Mulai Kamis 17 Juli malam, militer zionis mulai melancarkan serangan darat dengan menerjunkan tentara ke tanah Gaza. Pasukan Hamas pun menghadang.

Sejauh ini, seperti dilaporkan pejabat kesehatan Palestina, korban tewas di Gaza mencapai 435 orang, dan sekitar 3.000 warga lainnya terluka.
SUMBER

435 Korban Tewas Akibat Serangan Israel Di Gaza

435 Korban Tewas Akibat Serangan Israel Di Gaza

 Militer Israel meningkatkan serangannya ke wilayah Gaza, Palestina pada Minggu 20 Juli waktu setempat. Pasukan darat Israel yang didukung kendaraan lapis baja melakuan serangan membabi buta di Shujaeya kawasan timur Gaza.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (21/7/2014), sebagian besar rumah warga hancur dibombardir mesin-mesin perang Israel. Sementara banyak korban tewas tampak tergeletak di jalanan.

Sedikitnya 60 orang tewas akibat serangan di Shujaeya. Sisanya di Al Shaaf dan Al Tuffa. Ini membuat jumlah korban tewas di pihak Palestina secara keseluruhan mencapai 435 orang sejak Israel melancarkan operasi batas perlindungan selama hampir 2 pekan.

Warga sipil di Shujaeya menuturkan, militer Israel tidak pilih-pilih sasaran. Mereka telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil Shujaeya. Padahal tidak ada militan bersenjata di rumah-rumah warga.

Akibat serangan membabi buta itu, ribuan warga Shujaeya berbondong-bondong mengungsi ke Gaza City untuk menyelamatkan diri. Selain akibat keterbatasan pasokan makanan dan air minum, warga juga dihadapkan dengan tidak adanya aliran listrik di Shujaeya.

Sementara pihak Palang Merah Internasional dan relawan kemanusiaan menemui kendala dalam mengevakuasi jenazah korban. Mereka juga harus menyalurkan bantuan kemanusiaan di tengah ancaman rudal dan bom yang bisa menyasar mereka sewaktu-waktu.

Di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, masih banyak korban perang yang terbaring dengan penanganan medis yang terbatas. Sebagian besar korban menderita luka akibat pecahan peluru dan harus diamputasi.